Anas: Politisi adalah Panggilan Hidup

Anas Urbaningrum

Anas Urbaningrum

Pilihan Anas Urbaningrum berkecimpung di dunia politik tentu bukan sekadar mencari ketenaran semata. Demi sebuah keyakinan, cita-cita, dan ideologi politik membuat Anas memilih profesi politisi sebagai panggilan hidup. Bagi Anas, kerja politik bukan tujuan memperoleh jabatan dan mencari popularitas semata. Tapi, bagaimana memperjuangkan kepentingan rakyat, memuliakan kemanusiaan dan hidup damai dalam kemajemukan atau keberagaman.

Anas Urbaningrum dikenal sebagai seorang pemimpin muda cerdas dan berwibawa, Anas merupakan sosok pemimpin muda yang memiliki karakter Cool, Calm and Confident. Kepiawaiannya dalam memimpin serta beretorika baik lisan maupun tulisan, suatu hal yang jarang ditemukan pada orang seusianya.

Sosok Anas memang tidak pernah terlihat sesumbar di depan media massa terkait apa pun yang sedang menimpannya. Sebagai figur muda pemimpin bangsa, kehadiran Anas tentu memberi warna tersendiri dalam kancah perpolitikan di Indonesia. Meskipun banyak berita miring mengenainya, Anas tetap konsisten pada perjuangan didunia politik. Karena bagi Anas, politisi sejati adalah yang benar memperjuangkan keutamaan rakyat, bukan hanya mengejar jabatan dan mencari popularitas.

Sosok Anas Urbaningrum yang biasa disapa Bang “Anas” merupakan  anggota Tim Revisi Undang-Undang  Politik (1998), Tim Seleksi Partai Politik (1999) dan Komisioner Komisi Pemilihan Umum  (2001-2005). Sosok Anas mulai dikenal publik saat bergabung kedalam Partai Demokrat (PD) disaat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang nota bene pendiri partai tersebut , sukses menjadi presiden pada pemilu 2004 dan 2009.

Sepak terjang Anas dalam dunia politik mulai diperhitungkan banyak orang, pada pemilu 2009 Anas terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPR RI). Anas merupakan anggota dewan Daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur VII yang meliputi Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung dengan perolehan suara terbanyak, yaitu 178.381 suara.

Karir politik Anas semakin berkilau seiring posisi puncak sebagai Ketua Umum PD diperolehnya pada 2010. Sebuah prestasi politik yang gemilang, prestisius dan membanggakan yang ditorehkan Anas dalam karirnya berpolitik. Bagaimana tidak, dalam usia yang masih muda, Anas sudah memimpin partai terbesar pemenang Pemilu 2009. Anas mampu mengalahkan dua rivalnya dalam kongres PD dibandung, yakni Marzuki Ali ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta Andi Malarangeng Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Kepiawaaian Anas dalam memimpin, tentu tidak terlepas dari masa kecilnya. Anas lahir di ujung provinsi Jawa Timur, tepatnya di daerah Blitar pada 15 Juli 1969. Daerah kelahiran Anas ini memang memiliki aura para pejuang tanah air sewaktu zaman perebutan sampai pertahanan kemerdekaan dulu. Sebut saja nama harum Shodancho Soepriadi atau yang lebih akrab dipanggil Supriadi. Supriadi merupakan tokoh pejuang berpengaruh dari Blitar pada masa perlawanan terhadap Jepang. Ia tergabung dalam PETA (Pembela Tanah Air).

Anas yang merupakan kelahiran desa Ngaglik, Srengat ini menjejakkan langkah pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bendo No 1, Kecamatan Ponggok, Klabupaten Blitar, Jawa Timur. Ketum PD ini menghabiskan pendidikan awalnya mulai dari SD hingga SMA di Blitar. Beranjak masa kuliah, Anas memasuki Universitas Airlangga, Surabaya, melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada 1987. Bidang studi ilmu politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) pun diambil pria flamboyan ini hingga berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1992.

Tidak cukup sampai disitu, Anas kemudian melanjutkan pendidikannya di Program Pascasarjana Universitas Indonesia, dan pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) periode 1997 1999.  Pada tahun 2000 Anas meraih gelar master bidang ilmu politik.

Pada massa reformasi, Anas yang mulai berkiprah dikancah politik nasional.  Pada waktu itu, Anas sempat mengemban amanah sebagai salah satu anggota Tim Tujuh. Tim ini merupakan kelompok bentukan yang berfungsi untuk merevisi undang-undang politik. Selain Anas, Tim yang dipimpin Ryaas Rasyid beranggotakan Affan Gaffar (alm.), Andi Mallarangeng, Djohermansyah Djohan, Luthfi Mutty, dan Ramlan Surbakti. Hasilnya, rancangan paket undang-undang pemilu pun disahkan DPR RI menjadi UU No. 2/1999 tentang Partai Politik, UU No. 3/1999 tentang Pemilhan Umum, dan UU No. 4/1999 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD pada tahun 1999.

Begitulah padatnya jam terbang Anas Urbaningrum, sehingga ketika usia masih menginjak kepala empat sekarang, Anas telah memiliki pengalaman yang segunung. Berbagai pengalaman tersebutlah yang menempa Anas, sehingga sekencang apa pun angin yang menerpa, Anas tetap dengan kondisi pribadinya yang cool, calm, dan confident.

Oleh: Dafit Zuhendra

Leave a comment