Harry Azhar Azis: “Membangun Kepri, Membangun Negeri”

Harry Azhar Azis

Harry Azhar Azis

Harry Azhar Azis yang akrab dengan semboyan, “Membangun Kepri, Membangun Negeri” saat ini menjadi politisi yang dihormati dan disegani lawan politiknya di Senayan. Tidak hanya pemikiran, namun kedewasan bersikap dalam sistem demokrasi, mampu dilakoninya dengan baik. Melalui kemampuan inteletualnya, Harry mampu mencuri perhatian di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Harry pernah mendapat kepercayaan di partainya dari dua orang pemimpin Golkar di periode yang berbeda.  Saat Akbar Tanjung menjadi Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Harry di percaya menjadi calon nomor urut pertama untuk DPR RI. Harry menjadi satu dari tiga orang anggota DPR RI pertama, setelah Provinsi Kepri terbentuk.

Setelah Golkar dipimpin Jusuf Kalla, kepercayaan lebih besar diembannya. Harry menjadi Wakil Ketua Panitia Anggaran, disamping dia menjadi Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar, di DPR RI dan kembali dicalonkan untuk DPR RI. Pria kelahiran Provinsi Kepri kini dipercaya menjadi jabatan prestisius di gedung dewan sebagai Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR RI.

Harry merupakan putra kelahiran  Tanjungpinang (Kepulauan Riau) 25 April 1956. Saat ini Harry menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI. Dalam jabatannya sekarang, Harry ingin mengabdikan dirinya kepada masyarakat, khususnya Kepulauan Riau (Kepri) daerah asalnya. Bagi Harry, menjadi anggota DPR harus memiliki tujuan bersama dalam perjuangan kedepan, yang berorientasi pada pencapaian kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.

Sebagai anggota dewan, Harry berniat memberikan yang terbaik bagi rakyat. Karena bagi Harry, yang perlu diprioritaskan adalah kesejahtrean rakyat, bukan hanya mengincar sebuah jabatan dan mencari popularitas semata. Harry merupakan sosok yang konsisten dalam perjuangannya,  dan sangat menghargai setiap keputusan yang diperoleh lewat proses yang demokratis.

“Saya menjadi anggota dewan karena ada yang ingin saya perjuangkan.  Diantaranya, bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan rakyat khusunya Kepri. Saya juga akan mendorong kehidupan perekonomian bangsa yang kompetitif dan berbasis pada perekonomian rakyat. Agar tidak ada diskriminasi terhadap rakyat, saya akan mendorong kegiatan pembangunan yang mampu mempercepat kesejahteraan rakyat, yang berkesinambungan dan berkeadilan, serta mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis, beradab, maju, adil, dan makmur. Disamping itu saya akan berupaya meningkatkan kualitas “good governance” dan “institutional capacity building” khususnya untuk lembaga-lembaga penyelenggara negara dan lembaga-lembaga masyarakat.” Tegas Harry.

Meninggalkan dunia pendidikan dan menggeluti dunia politik bukan tanpa alasan Harry mengambil keputusan tersebut. Harry yang merupakan Dosen Paska Sarjana Universitas Indonesia ( 2001-2003), UPN “Veteran” (2001-2003), Universitas Jayabaya (2000-2003), Universitas Mercu Buana (2000-2003), dengan alasan sederhana tapi memiliki makna yang besar Dia mengambil langkah tersebut demi memberikan yang terbaik bagi daerah asalnya.

Harry merupakan anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kepri pada pemilu legislatif 2009. Sebagai perwakilan anggota dewan dari Kepri, Harry tetap menjaga komitmennya dalam perjuangan kepentingan Kepri di pusat. Harry hadir ditengah masyarakat Kepri sebagai sosok pluralis. Bagaimana tidak, Dia bisa diterima semua kalangan dan sering diundang dalam kegiatan masyarakat dari berbagai suku, agama dan golongan, baik itu di kalangan buruh, pengusaha, tukang ojek dan lainnya.

“Saya menjadi anggota DPR itu karena dukungan dari masyarakat, saya tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini kalau tanpa mereka. Dan alhamdulilah sampai saat ini, komitmen saya untuk mengabdikan diri pada daerah asal saya tidak akan berubah. Saya akan mengabdikan diri saya demi kemajuan Kepri, jadi apapun yang akan menjadi harapan masyarakat Kepri akan saya perjuangkan selama saya menjadi anggota DPR. Ini pilihan hidup saya, dalam mengabdikan hidup saya untuk masyarakat Kepri. Terlepas suku dan agamanya. Saya selalu berfikir untuk memberikan apa yang terbaik untuk Kepri. Apa pun dibilang, saya harus melakukan yang terbaik untuk Kepri. Baik diketahui masyarakat atau tidak, dimuat dikoran atau tidak. Kita harus berjuang, menjaga kesinambungan pembangunan dalam perjalanan dan berlangsungnya rotasi kekuasaan. Kita menjalani proses dengan arah perjuangan yang konsiten. Soal berhasil atau tidak, itu menjadi persoalan belakangan.” Cetus  Harry.

Perjalanan ayah dari Mina Azhar ini tentu tidak terlepas dari pengalamannya masa kecilnya. Lahir dari keluarga yang sederhana membuat Harry merasa sadar akan pentingnya menjalankan sebuah kewajibann. Bagaimana tidak, ketika masih kecil orang tuanya sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk berpuasa, dan sampai sekarang ajaran dari orang tuanya masih membekas dalam ingatan Harry.

”Waktu kecil orang tua saya selalu mewajibkan untuk menjalankan puasa, terkadang saya hanya menjalankan puasa setengah hari. Saya selalu diberikan kesempatan untuk puasa sejak pagi, namunsiangnya makan. Setelah makan siang, saya kembali melanjutkan puasa kembali. Lama-kelamaan saya menyadari puasa adalah latihan yang diajarkan oleh orang tua saya.” Ujar Harry sambil mengingat masa kecilnya.

Perjalanan politik Harry tidak bisa dilepaskan pengalaman yang didapatnya ketika masuk organisasi mahasiswa. Harry pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 1983-1986. Menurut Harry, banyak pengalaman yang didapat selama bergabung dengan HMI. Dinamika public discourse menunjukkan bahwa masyarakat lebih mendengar seruan-seruan moral dan intelektual HMI daripada kekuatan-kekuatan politik resmi. HMI bukan saja hadir jauh lebih awal, melainkan memiliki napas kehidupan yang juga jauh lebih panjang dari partai-partai politik.

Oleh: Dafit Zuhendra

Leave a comment